kembali menghembus angin cinta dari surga
mekar bersemi laksana bunga
terkadang redup mentari tertutup
lembayung senja dalam duka
tak akan mampu terbang dan meraih segala
walau sayap berkelana
dalam cakrawala diatas mata-mata
surya yang tak pernah tidur
walau dalam pekat hati
kini terurai dalam sepi
melembah dalam tanah
sepanjang jalan-jalan tertutup semak belukar nan liar
yang terbengkalai dalam kesendirian nan asing
dimana aku sebenarnya tertuju
walau raga tak mampu menerangkan lagunya jiwa
yang terlelap dalam kata-kata
Kamis, 20 November 2008
Minggu, 16 November 2008
oh,,, hidup
aku menapaki jalanan retak yang benar-benar retak
ku tapaki hingga ku telusuri
kutinggalkan jajak-jejak kaki disisi tepi diantara semak belukar yang menebar
dadanya merasa bagaimana dalam saubarinya
entah aku melewatkan masa jauh dari Tuhanku
atau waktu yang membawaku lari dalam kesenanganku
sejenak merenung dan berfikir
hanya Dia tempatku bersandar diantara detik-detik tanpa arti dalam hidupku
ku tapaki hingga ku telusuri
kutinggalkan jajak-jejak kaki disisi tepi diantara semak belukar yang menebar
dadanya merasa bagaimana dalam saubarinya
entah aku melewatkan masa jauh dari Tuhanku
atau waktu yang membawaku lari dalam kesenanganku
sejenak merenung dan berfikir
hanya Dia tempatku bersandar diantara detik-detik tanpa arti dalam hidupku
lelah kurasa
dan ragapun telah menghirup dalam-dalam lemas yang menggelayur disekujur jiwa
dan mata sayu seraya senyap lintang melayang pandangan
dan dalam gentar lari bertebaran
fikirpun gencar mencari-cari titik emosi untuk segera terpancar dan memudar
angkatlah aku dari kelamnya duniaku wahai malam..........
dan mata sayu seraya senyap lintang melayang pandangan
dan dalam gentar lari bertebaran
fikirpun gencar mencari-cari titik emosi untuk segera terpancar dan memudar
angkatlah aku dari kelamnya duniaku wahai malam..........
Langganan:
Komentar (Atom)